Ketua PWI Langsa: Harian Waspada Kian Membumi

SHARE

LANGSA (Waspada): Kemarin, 11 Januari 2021, Harian Umum Nasional Waspada genap berusia 74 tahun. Sebuah usia tak terbilang muda–bila tak elok disebut menua, sebut Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Langsa, Putra Zulfirman kepada wartawan, Selasa (12/1).

Koran ini, celetuknya, terus menjadi lentera dan corong sosial kontrol sejak awal pendiriannya yang dibidani Mohammad Said dan Ani Idrus, pada 11 Januari 1947, di Medan, Sumatera Utara.

Tagline ‘Demi Kebenaran dan Keadilan’ koran yang ikut memperjuangkan perang kemerdekaan Indonesia ini, terus eksis hingga kini.

Tekad gigih dan semangat mengabarkan informasi kepada publik yang digelorakan duet Mohammad Said dan Ani Idrus, telah mewarnai perjalanan kehidupan bangsa.

Menilik sejarahnya. Koran yang bermarkas di Jalan Letjen Suprapto, Medan ini memang sebagai media perjuangan dalam mengusir imperial asing di Bumi Pertiwi.

Tidak sedikit artikel Harian Waspada yang membuat jengah kolonial Belanda. Duet Mohammad Said dan Ani Idrus terus berkarya. Melawan kebijakan miring kolonialisme kala itu.

Alhasil, Belanda yang mencoba menduduki sejumlah perkebunan di Sumatera Utara, kewalahan atas pemberitaan koran ini, sehingga tidak bisa leluasa memonopoli rempah-rempah.

Lain itu, koran ini boleh dibilang menjadi salah satu koran tertua di Indonesia yang terbit tanpa jeda. Baik di masa orde lama, orde baru hingga masa reformasi. Harian Waspada terus menyajikan beragam informasi aktual dan terpercaya kepada pembaca setianya.

Harian Waspada kian membumi seiring perkembangan zaman. Hingga kini, meski arus media daring terus berkembang. Waspada tak tergerus zaman.

Bahkan, Harian Waspada tetap terdepan mengabarkan informasi kepada publik lewat portal berita Daringnya. Meski edisi cetak tetap menjadi andalan dan dinanti para pembaca.

Bagi penulis. Harian Waspada menjadi ilham, sehingga penulis terjun ke dunia jurnalistik.

Berawal ketika Muhammad Hanafiah, wartawan Waspada wilayah tugas Kualasimpang, di awal pembentukan Kabupaten Aceh Tamiang, kerap meminta penulis untuk menyajikan pers rilis layaknya sebuah draf berita.

“Kau jangan buat rilis biasa. Buat jadi draf berita. Karena kau punya potensi menulis,” ungkap M Hanafiah kepada penulis kala itu.

Saat itu, penulis masih berstatus mahasiswa dan kerap melakukan aksi unjuk aspirasi sebagai bagian kontrol sosial. Dari situlah, penulis kemudian bersinggungan dengan dunia kewartawanan hingga mengikuti pelatihan jurnalistik.

Selain itu, Agusni AH, adalah mentor dalam penulisan jurnalistik. Agusni kala itu masih sebagai wartawan Waspada di Kota Langsa. Kini, ia menjabat Anggota Komisi Pemilihan Independen (KIP) Aceh. Setelah dua periode sebelumnya sebagai Ketua KIP Kota Langsa sekaligus Ketua PWI Aceh Timur.

Jurnalis sastrawi yang diusung Agusni, ikut mewarnai gaya penulisan hingga saat ini dan bahkan menapak jejaknya sebagai Ketua PWI di Kota Langsa.

Lain itu, sahabat Dede Juliadi Rendra (Kabiro Waspada Langsa), adalah mitra kerja yang kerap menstransformasi wawasan dan gagasan dalam melakukan liputan di lapangan.

Bahkan, Munawar, wartawan Kota Langsa, menjadi pendamping penulis sebagai Sekretaris PWI Kota Langsa periode 2020-2023.

Karenanya, Harian Waspada telah menjadi bagian penting dalam perjalanan karir penulis di dunia jurnalistik. Meski, penulis tak pernah menjadi bagian keluarga besar harian nasional ini.

Terakhir, penulis mengucapkan selamat ulang tahun ke-74 Harian Waspada. Kiranya, terus menjadi suluh bagi kemasalahatan makhluk bumi–meminjam bahasa Agusni AH.(b13)

 

sumber: https://waspada.id/aceh/ketua-pwi-langsa-harian-waspada-kian-membumi/